TAMANWINANGUN-Sekecil apapun potensi jika dikelola dengan baik, tentunya akan menjadi peluang. Sebaliknya sebesar apapun potensi jika tidak dikelola tidak akan berdampak positif.
Mungkin itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan apa yang dilakukan oleh Budi salah satu warga RT 2 RW II Tamanwinangun Kebumen.
Dirinya memanfaatkan tanah miliknya yang berada di bantaran atau lereng Sungai Lukulo untuk menaman cabai.
Bukan hal yang mudah tentunya. Sebab sebelum diolah kawasan tersebut dipenuhi rumput liar dan tanaman besar. Perlu dibersihkan sehingga menjadi lahan pertanian.
Hal pertama yang dilakukan adalah menebang beberapa pohon besar. Hasil berupa kayu dijual untuk modal menanam cabai. Setelah itu membersihkan rumput liar sehingga menjadi lahan yang layak untuk bertani cabai.
Penanaman dilakukan dengan mulsa yakni plastik untuk menjaga kelembaban tanah. Selain itu juga menghalangi tumbuhnya rumput. Tanah yang terjaga kelembabannya membutuhkan lebih sedikit penyiraman.
BACA JUGA : Etawa Lahir Perdana di Tugino Farm Tamanwinangun
Sedangkan tanah yang tidak ditumbuhi rumput akan mengurangi persaingan perebutan undur hara dengan tanaman yang dipelihara. Pemupukan menjadi lebih irit dan tanaman lebih sehat.
Rumput atau gulma pada tanaman cabai juga berbahaya. Terlebih jika sampai dicabut. Sebab tanaman cabai sangat rentan jika akarnya terganggu. Pertumbuhan tanaman bisa terganggu layu dan mati.
Untuk pupuk, Budi tergolong irit. Hanya satu sendok NPK yang dicampur dengan satu liter air. Pemupukan pun cukup sekali dalam dua pekan. Ini sudah cukup dan tanaman cabai tumbuh dengan baik.
Namun bukan berarti tidak ada kendala. salah satu hama cabai di area tersebut yakni siput. Jika terserang tanaman akan digigit dan patah dahan. Pemagaran dan penyemprotan pestisida pun dilakukan.
Jika dapat tumbuh dengan baik dan berhasil dengan panen bagus, ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat lain. Sesuai dengan pepatah yang ada siapa yang menanam akan memanen hasilnya.
0 Komentar